Rabu, 21 Desember 2011

Langkah - langkah Trouble shooting *Teknik Perawatan tak terencana

3.3.4        Langkah Langkah Trouble Shooting


Trouble shooting adalah suatu tindakan untuk menyelesaikan masalah secara cepat dan sesui sasaran. Dalam hal ini yang dimaksud dengan masalah adalah kerusakan atau gangguan mesin. Ada banyak metode yang dilakukan dalam trouble shooting, tetapi secara umum dapat dibagi menjadi tiga langkah pokok yaitu : deteksi, analisa dan koreksi.

3.3.4.1  Deteksi
Langkah awal dari trouble shooting adalah deteksi, artinya perlu dicari terlebih dahulu apa (what) yang rusak dan bagaimana (how) kerusakan itu terjadi. Lokasi/bagian kerusakan harus diketahui dulu demikian pula dengan jenis kerusakan harus segera  dapat didefinisikan. Metode deteksi dapat secara manual maupun dengan alat bantu. Yang terpenting lagi adalah pengumpulan data, baik data tertulis seperti spesifikasi, drawing, data trouble mesin, data penggantian part, data actual mesin, maupun data tidak tertulis yang diperoleh dari hasil wawancara secara langsung dengan operator mengenai cara operasi yang dilakukan dan bagaimana awal terjadinya kerusakan.

Teknik Perbaikan *Teknik Perawatan tak Terencana


3.3.3        Teknik Perbaikan

Pada umumnya mesin-mesin produksi yang digunakan di industri menggunakan peralatan-peralatan listrik, mekanik atau gabungan kedua hal tersebut.

Untuk mengatasi gangguan-gangguan/trouble yang terjadi pada peralatan tersebut di atas, terutama dalam Teknik Perbaikan, maka perlu dasar-dasar system peralatan yang sering dipergunakan yaitu:

1        Sistem Kendali (system control)

a). Input Trigger yaitu masukan untuk menjalankan/memberi rangsangan ke rangkaian control.

Contoh : Switch, Push-Button, Remote Button, Key Board, dll, dan biasanya disertai tegangan input.

Tegangan input ini bermacam-macam seperti 5,12,24,48 Volt DC dan juga 12, 24, 100, 110, 220, 380 Volt AC dan sebagainya.




Kerusakan Mesin dan Trouble Shooting *Teknik Perawatan tak terencana


KERUSAKAN MESIN DAN TROUBLE SHOOTING


3.3.1        Definisi Kerusakan


Kerusakan terjadi bila performance suatu system atau komponen-komponen (mesin) mengalami kegagalan fungsi atau tidak memenuhi harapan. Dalam hal ini ada dua pernyataan Murphy’s yang umumnya dapat diterima sebagai hukum:

“ If anything can possibly go wrong, it will “
&
“ Everything fixed, breaks again sooner or later “


3.3.2        Jenis-jenis Kerusakan dan Penyebabnya


Kerusakan dapat terjadi dalam dua tingkatan, yaitu kerusakan atau kegagalan system (system failure) dimana performance keseluruhan mekanisme berhenti fungsinya. Misalnya suatu kendaraan tiba-tiba tidak mampu distarter, TV tiba-tiba gambarnya lenyap, AC tidak mengeluarkan udara dingin/sejuk.

 Setelah itu pertanyaan lanjutan akan muncul “Apa (what) yang salah?” atau “Apanya yang rusak?” Untuk itu harus dicari komponen penyebab tidak berfungsinya suatu system.

Setelah komponen yang rusak diketemukan maka tahapan berikutnya adalah analisa kerusakan komponen (component failure). Pada tahapan ini muncul pertanyaan bagaimana (how) kerusakan dapat terjadi, dan mengapa (why) komponen tersebut bisa rusak? Untuk itulah perlu dilakukan penyelidikan secara sistematis, agar kerusakan tidak terjadi dan terjadi lagi. Sehingga kalau sekedar mengganti komponen yang rusak, tanpa penyelidikan, maka akan terjadi kerusakan lagi dikemudian hari.Secara umum faktor-faktor penyebab gangguan dan kerusakan pada mesin adalah:

Corrective Maintenence dan Breakdown Maintenence *Teknik Perawatan Tak Terencana


TEKNIK PERAWATAN TAK TERENCANA

Teknik perawatan tak terencana saat ini hampir tak pernah lagi diterapkan, terutama yang full unplanned. Tetapi hal ini harus tetap dicermati karena tidak mungkin suatu perawatan mesin semuanya selalu berjalan sesuai dengan rencana, meskipun itu tujuannya. Jadi untuk mengantisipasinya  dibuat suatu rencana untuk sesuatu yang tidak dapat direncanakan, misalnya overhead cost pada budget. Dengan demikian apabila saat itu muncul maka bagian perawatan memiliki waktu, biaya, tenaga, skill dan material yang memadai untuk mengatasinya.


3.1  CORRECTIVE  MAINTENANCE

Perawatan koreksi tidak hanya berarti memperbaiki, tetapi juga mempelajari sebab-sebab terjadinya kerusakan serta cara-cara mengatasinya dengan cepat, tepat dan benar sehingga tercegah terulangnya kerusakan yang serupa.

Untuk mencegah terulangnya kerusakan yang serupa perlu dipikirkan dengan mantap tindakan yang tepat, misalnya:

1.      Memperbaiki Jadwal dan tindakan perawatan untuk mesin tersebut.
2.      Mengurangi/mengubah beban pada mesin tersebut.
3.      Mengganti jenis material dari komponen yang mengalami kerusakan.
4.      Mengubah konstruksi menjadi lebih baik sesuai perhitungan.
5.      Melatih operator mesin tersebut agar dapat mengoperasikan mesin dengan benar.
6.      Seluruh mesin diganti dengan mesin baru.
7.      Mengubah proses produksi, sehingga semua system produksi berubah.

Oleh karenanya laporan terperinci tentang kerusakan peralatan adalah sangat penting untuk dianalisa sehingga dapat diambil kesimpulan dan tindakan yang tepat untuk mengatasi atau mencari alternative penyelesaian.